BANGKALAN, - Menjelang perayaan Idul Adha tahun 2024, Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, telah membentuk Tim Pemantau Hewan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet). Tim ini bertujuan untuk memastikan kesehatan hewan kurban yang dijual oleh pedagang di wilayah Kabupaten Bangkalan. Tindakan ini diambil untuk menjaga kualitas dan kesehatan hewan kurban yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.
Baca juga:
Harmoni Kolaborasi Berternak Domba Garut
|
Dalam upaya menjaga kesehatan hewan kurban, Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan akan menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan Kurban (SKKHK). Surat ini penting untuk mengidentifikasi dan mengisolasi hewan yang mungkin sakit atau menunjukkan gejala penyakit lainnya. Langkah ini dianggap esensial untuk meminimalisir risiko penyakit yang dapat ditularkan melalui hewan kurban.
Penerapan SKKHK akan mempermudah pemantauan hewan ternak yang terjangkit penyakit. Dengan adanya SKKHK, hewan yang ditemukan sakit dapat segera diisolasi dan diambil tindakan medis yang diperlukan. Untuk penerapan kebijakan ini, Dinas Peternakan tidak perlu melakukan sosialisasi lebih lanjut karena data dari tahun sebelumnya masih menjadi acuan. Data yang digunakan termasuk data penggunaan eartag vaksinasi yang berupa tanda barcode yang menempel pada telinga hewan kurban.
Drh. Siti Sumirah, Kepala Bidang Kesmavet Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, menjelaskan bahwa tim pemantau hewan kurban akan mulai bekerja dari H-7 hingga hari H Idul Adha.
"Menjelang Idul Adha ini, kami sudah membentuk tim pemantau hewan kurban yang mana pelaksanaannya bergerak H-7 sampai dengan hari H-nya. H-7 sampai H-2, kami bergerak untuk memeriksa hewan kurban ke lapak-lapak atau pedagang-pedagang hewan kurban. H-1 kami akan melaksanakan pengecekan ante mortem ke masjid-masjid atau yayasan-yayasan yang besoknya akan melakukan pemotongan hewan kurban dan pada hari H-nya kami akan melakukan pemeriksaan post mortem yaitu pemeriksaan setelah pemotongan. Kami akan mengecek kertas dan jerohan apakah normal ataukah abnormal, kami sampaikan bahwa daging ini, aman, layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat, " jelas Siti Sumirah pada Selasa (11/06/2024).
Tidak hanya dari pihak dinas, para penjual hewan kurban pun menyampaikan pandangannya mengenai kondisi hewan dan penjualannya tahun ini. Junaidi, seorang penjual hewan kurban, menyatakan bahwa kondisi hewan yang dijualnya sehat-sehat saja.
"Ya sehat-sehat saja, penjualannya tergantung sapinya pak, kalau besar ya mahal kalau kecil ya agak menurun harganya, " ujar Junaidi.
Senada dengan itu, Komaruddin, juga seorang penjual hewan kurban di Mlajah, Bangkalan, mengungkapkan bahwa permintaan hewan kurban tahun ini meningkat pesat.
"Menjelang Idul ini, sangat pesat sekali itu orang yang pesan gitu, tapi kita punya langganan sendiri gitu, di Bangkalan aja, di Kabupaten Bangkalan kota. Harus ada perawatan, saban hari harus dimandikan, " kata Komaruddin.
Baca juga:
Kerja Nggak Harus Ngantor
|
Dengan adanya Tim Pemantau Hewan dari Dinas Peternakan dan antusiasme para penjual hewan kurban, diharapkan masyarakat dapat menikmati daging kurban yang sehat dan layak dikonsumsi. Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab Dinas Peternakan dalam memastikan keamanan dan kesehatan hewan kurban yang akan disembelih dan dikonsumsi pada hari raya Idul Adha.